Sabtu, 19 November 2011

Perbedaan PBP dan BEP


Payback periode (PBP) atau lamanya pengembalian modal merupakan menghitung seberapa cepat waktu yang dibutuhkan proyek untuk mengembalikan investasi dan modal kerja yang ditanam. Layak tidaknya suatu proyek juga dapat ditinjau dari PBP-nya. Proyek dikatakan layak apabila nilai PBP lebih pendek dari waktu yang disyaratkan dan tidak layak apabila nilai PBP lebih lama dari yang disyaratkan, sedangkan Break Even Point atau titik impas atau titik pulang pokok merupakan suatu keadaan dimana tingkat produksi atau besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran yang dilakukan oleh proyek, sehingga pada keadaan tersebut proyek tidak mengalami kerugian dan tidak mendapatkan keuntungan. Perbedaan antara keduanya adalah PBP menghitung kecepatan dari pengembalian modal dan investasi (berhubungan dengan waktu) sedangkan BEP merupakan keadaan dimana pengeluaran-pengeluaran yang terlibat persis sama dengan total pendapatan.
Pada PBP terdapat kata investasi. Investasi sendiri merupakan pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Berarti biaya investasi adalah biaya awal yang diperlukan sebelum kegiatan operasional dilakukan. Sedangkan biaya operasional diperlukan pada saat proses produksi mulai dilakukan.

Sabtu, 12 November 2011

Membuktikan Perhitungan NPV dengan Nilai P pada Cash Flow Diagram


Perhitungan kriteria investasi adalah salah satu indikator dari modal yang akan diinvestasikan, yaitu perbandingan antara total benefit yang diterima dengan total biaya yang dikeluarkan dalam bentruk present value selama umur ekonomis. NPV merupakan net benefit yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor.
Pembuktikan nilai NPV sama dengan nilai P yang dicari dengan cash flow dari contoh soal sebagai berikut :
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk membangun industri pengolahan hasil pertanian, diketahui yaitu :
Dana investasi: Rp. 35.000.000,‐ dialokasikan selama 2 tahun, yaitu tahun persiapan Rp. 20.000.000,‐ dan tahun pertama Rp. 15.000.000,‐. Kegiatan pabrik dimulai setelah tahun ke‐2 dari pengembangan kontruksi. Jumlah biaya operasi dan pemeliharaan berdasarkan rekapitulasi dari berbagai biaya pada tahun kedua sebesar Rp 5.000.000,‐ per tahun dan untuk tahun-tahun berikutnya seperti pada tabel 1. Benefit dari kegiatan industri ini adalah jumlah produksi dari pengolahan hasil-hasil pertanian. Kegiatan produksi dimulai pada tahun kedua dengan jumlah penghasilan Rp 10.000.000,‐ sedang tahun‐tahun berikutnya seperti terlihat pada tabel 1. Berdasarkan data di atas, apakah rencana pembukaan industri yang mengolah hasil pertanian tersebut layak untuk dikembangkan bila dilihat dari segi NPV dengan diskon faktor sebesar 18%?
Tabel 1. Persiapan Perhitungan NPV
TahunInvestasiBiaya OperasiTotal CostBenefitNet BenefitD.F. 18%Present Value
020.000-20.000--20.0001,0000-20.000
115.000-15.000--15.0000,8475-12,713
2-5.0005.00010.0005.0000,71823,591
3-6.0006.00012.0006.0000,60863,652
4-6.0006.00014.0008.0000,51584,126
5-7.0007.00017.00010.0000,43714,371
6-7.0007.00021.00014.0000,37045,186
7-8.0008.00025.00017.0000,31395,336
8-9.0009.00030.00021.0000,26605,586
9-10.00010.00036.00026.0000,22555,863
10-11.00011.00043.00032.0000,19116,115
NPV11.115,73
 Tabel di atas adalah hasil dari NPV. Di bawah ini akan membuktikan bahwa nilai NPV sama dengan nilai P dengan cash flow.
Nilai P pengeluaran
P          = 20.000 + 15.000 (P/F,18%,1) + 5.000 (P/F,18%,2) + 6000 (P/A,18%,2) (P/F,18%,2) + 7.000 (P/A,18%,2) (P/F,18%,4) + 8.000 (P/F,18%,7) + 9.000 (P/F,18%,8) + 10.000 (P/F,18%,9) + 11.000 (P/F,18%,10)
=  20.000 + (15.000 x 0,8475) + (5.000 x 0,7182) + (6.000 x 1,5656 x 0,7182) + (7.000 x 1,5656 x 0,5158) + (8.000 x 0,3139) + (9.000 x 0,2660) + (10.000 x 0,2255) + (11.000 x 0,1911)
=  20.000 + 12.712,5 + 3591 + 6.746,48352 + 5.652,75536 + 2.511,2 + 2394 + 2255 + 2.102,1
=  57.965,03888
 Nilai P penerimaan
P = 10.000 (P/F,18%,2) + 12.000 (P/F,18%,3) + 14.000 (P/F,18%,4) + 17.000 (P/F,18%,5) + 21.000 (P/F,18%,6) + 25.000 (P/F,18%,7) + 30.000 (P/F,18%,8) + 36.000 (P/F,18%,9) + 43.000 (P/F,18%,10)
    = (10.000 x 0,7182) + (12.000 x 0,6086) + (14.000 x 0,5158) + (17.000 x 0,4371) + (21.000 x 0,3704) + (25.000 x 0,3139) + (30.000 x 0,2660) + (36.000 x 0,2255) + (43.000 x 0,1911)
    = 7.182 + 7.303,2 + 7.221,2 + 7.430,7 + 7.778,4 + 7.847,5 + 7980 + 8118 + 8.217,3
    = 61.647,6
Nilai P bersih
P = P penerimaan – P pengeluaran
   = 69.078,3 – 57.965,03888
   = 11.113,26112
Jadi dari hasil perhitungan di atas, dapat di simpulkan bahwa nilai NPV tidak sama dengan nilai P (present) dengan menggunakan rumus di atas.