Break Event Point atau disebut juga titik impas, dimana saat terjadinya biaya pengeluaran sama dengan pemasukan. Pada titik tersebut, tidak terjadi keuntungan ataupun kerugian.
Berikut adalah salah satu contoh kurva Break Event Point:
Kamis, 29 September 2011
Mengapa Kita Harus Memprediksi Nilai Uang di Masa Depan?
Bohong sekali bila ada orang yang berkata bahwa dia tidak membutuhkan uang. Layaknya sepasang kekasih yang lagi kasmaran yang tak ingin berpisah satu sama lain, manusia dengan uang begitu juga adanya. Uang menjadi sarana bagi umat manusia untuk mendapatkan apa yang diinginkan, unag digunakan untuk mendapatkan rumah, makanan, dan banyak kebutuhan lainnya.
Tanpa disadari tak jarang manusia lupa akan dirinya jika dibanjiri dengan uang. Hal ini membuat manusia menjadi sosok yang lemah,, sadarkah mereka bahwa sanya uang adalah hasil dari pemikiran manusia ? Jika manusia paham betul dengan asal muasal uang, yakinlah tak kan ada yang korupsi.
Setiap tahunnya angka inflasi selalu menanjak, dan tak jarang nilai mata uang pun berangsur-angsur naik. Dalam hal ini kita sebagai masyarakat hendaknya memperhatikan keberadaan uang dan bagaimana menjaga nilai uang tersebut.
Sebagai contoh, jika pada tahun 1985 dengan uang Rp 50 sudah bisa digunakan untuk membeli semangkok bubur. Tapi di tahun 2011 kita tidak akan menemukan semangkok bubur dengan harga Rp 50, bahkan uang Rp 50 juga sudah jarang ditemukan. Jadi jika kita menyimpan uang di celengan senilai Rp 1juta pada tahun 1980-an yang pada saat itu sudah bisa digunakan untuk membeli tanah yang luas, namun jika uang dalam celengan itu tetap hingga sekarang, maka nilainya akan turun, uang Rp 1juta tersebut pada saat ini tidak akan bisa digunakan lagi untuk membeli tanah yang luas pada saat ini.
Oleh karena nilai uang bisa terus menurun, ada baiknya kita mengetahui ataupun memprediksi bagaimana nilai uang di masa depan. Agar tidak terjadi kerugian dan hal-hal lainnya yang tidak diinginkan.
Kamis, 22 September 2011
Resume : “Wawasan, Tantangan, dan Peluang Agrotechnopreneur Indonesia” karya Prof. E. Gumbira Sa’id
Buku ini membahas mengenai agrotechnopreneur Indonesia,
wawasan bisnis global hingga tantangan dan peluang agrotechnoprenuer.
Agropreneur
adalah seorang wirausaha yang bergerak dalam bidang agribisnis. Pengetahuan
terulis mengenai lingkup dan kinerja agribisnis sangat penting bagi para
agropreneur muda dan pemula. Agroindustri dan agrobisnis merupakan bisinis yang
berisiko tinggi karena berkaitan dengan manajemen Sunatullah, namun dengan
manajemen professional kelangkaan dapat diatasi. Agribisnis merupakan salah
satu sektor terpenting dalam kehidupan manusia, karena hanya sector agribisnis
yang mampu secara simultan menghasilkan pangan, papan, pakaian dan energi. Oleh karena itu, untuk menjadi agropreneur sejati,
seseorang harus menjiwai kompleksitas agribisnis dan agroindustri.
Semakin hari, persaingan global semakin kompetitif. Dari
segi bisnis selalu mengutamakan profitabilitas yang tinggi, serta berusaha
memperoleh peningkatan pangsa pasar. Di lain pihak, konsumen mengutamakan
atribut-atribut manfaat fungsional. Agrotechnopreneur perlu melakukan
perancangan produk sebagai salah satu strategi dan seni dalam berbisnis, yang
mampu menjembatani kedua hal di atas. Perguruan tinggi di Indonesia seharusnya
dapat memupuk dan mengembangkan beberapa kompensi spesifik dalam mkenyiapkan
calan agrotechnopreneur.
Dalam berinvestasi para agribisnis dan agroindustri
investor seharusnya mengenal lebih dulu karakteristik dan elemen-elemen
agribisnis dan agroindustri, karena keuntungan hanya akan diperoleh bila pasar
dapat menyerap produksi dengan harga menguntungkan produsen. Keuntungan terbesar
dari sistem agribisnis, biasanya berada pada kegiatan agroindustri,
perdagangan, distribusi, transportasi dan jasa-jasa terkait lainnya. Untuk memperoleh
keberhasilan bisnis dari inovasi teknologi diperlukan pendekatan berbasis
kompetensi terhadap manajemen teknologi, yang memerlukan analisis sruktur
organisasi dan proses-prosesnya. Pengembangan agribisnis dan agroindustri di
Indonesia seharusnya diprioritaskan dalam agenda pembangunan ekonomi nasional. Sektor
tersebut diperhitungkan sebagai sektor yang cukup strategis untuk memeprcepat
pemulihan ekonomi Indonesia dari keterpurukan, meningat komponen inputnya hanya
mangandalkan local content.
Berikut adalah beberapa kisah agrotechnopreneur yang
sukses dari Indonesia:
- · Bob Sadino
Merupakan
seorang inovator dan motivator, walaupun tadinya sama sekali tidak memiliki
pangalaman dalam bidang pertanian. Kiat utama Bob dalam mengembangkan
bisninsnya adalah memulai mencari apa yang diinginkan oleh pasar, bukan dimulai
dari menanam di lahan.
- · Danny K. Rusli
Merupakan
perintis bisnis aerofinik di Indonesia untuk sayuran-sayuran eksklusif.
- · Tatang Hadinata
Merupakan
seorang agrotechnopreneur yang inovatif yang inovatif, dan loyal kepada
lingkungannya.
Indonesia masih memiliki tingkat
pertumbuhan ekonomi yang positif pada tahun 2009, namun krisis keuangan global
telah berdampak pada melambatnya petumbuhan ekonomi dan penurunan ekspor
Indonesia. Diperkirakan mulai membaik seiring dengan mulai pulihnya
negara-negara di dunia dalam mengatasi krisi keuangan global.
Langganan:
Postingan (Atom)